Friday, September 12, 2014

Cerita Hari Ini: Perjalanan Pergi Menimba Ilmuku dengan Si Ungu

Yak, hari ini gue tidur terlalu larut sehingga gue bangun tidur terlalu siang, hihi. Tapi untungnya belom kesiangan banget kok untuk siap-siap dan berangkat pergi ke kampus. Yang biasanya gue pergi itu naik kereta, tapi pada pukul 11:00 WIB dengan mengecek update terakhir lokasi kereta menggunakan aplikasi ketjeh nan canggih tapi nyalanya bisa kepakenya kalo ada koneksi internet kenceng baru bisa keakses,  I..o KRL, tak ada kabar letak dari si kereta. Padahal gue sudah harus sekali jalan menuju kampus. So, gue putusin untuk berangkat naik bis Deborah.

Gue ikut nyokap bokap gue sampe Ps.Jumat untuk naik bis Deborah itu. Dan naiklah gue ke dalam itu bis setelah gue sampe di Ps.Jumat dan melihatnya sudah ngetem di tikungan Selapa Polri. Gue duduk dan menunggu dengan tenang di dalam bis. Saat bis tersebut berjalan dan berhenti kembali untuk mengangkut penumpang pada perempatan lampu merah Lb.Bulus, seorang ibu-ibu muda naik dengan menggendong seorang bocah laki-laki manis yang kiranya berusia sekitar 3-4 tahun. Namun, gue melihat adanya sesuatu yang janggal namun familiar dari bocah itu, lebih tepatnya pandangan gue tertuju pada kuping bocah itu. Ternyata bocah tersebut menggunakan alat bantu dengar (hearing aids) di kuping kanannya dan juga kirinya. Seketika itu juga shok gue ngeliat bocah itu di umurnya yang masih terlalu kecil sudah mulai memakai alat bantu dengar, di kedua kupingnya lagi. Gue merasa iba dengan bocah kecil itu. Gue biasanya baru ngeliat orang yang seperti itu tapi hanya menggunakan satu alat bantu dengar di salah satu kupingnya. Tapi di sisi lain gue juga seneng liat bocah itu. Dia masih bisa tetep bertahan dengan kondisi fisiknya seperti itu dan terlihat ceria aja. Kalo kata pacar gue: "Kamu harusnya seneng. Lihat ibunya. Dia gendong anaknya naik bus bukanya ditinggal di rumah atau di jual atau kasih orang. Kamu harusnya malu kalo 5 tahun lagi anak itu melewati bakatkamu..." :")

Setelah melewati perempatan Lb.Bulus, kemudian naik lagi banyak penumpang ke dalam bis ini di daerah Fatmawati. Karena banyak pnumpang yang naik, sebagian penumpang pun jadinya harus berdiri karena tidak mendapat tempat duduk. Ada satu bapak-bapak tua di depan gue yang mencoba berpegangan pada besi yang ada di dekat pintu bagian depan bis itu. Lama kelamaan gue perhatikan kok ada yang aneh dengan kaki bapak tersebut. Ternyata kaki sebelah kiri bapak tersebut agak bengkok ke sebelah kiri. Entah gue salah liat atau gimana. Tapi gue udah coba pastiin melihat seksama sekali lagi kaki kiri bapak itu. Dia juga terlihat agak kesusahan dengan posisi berdirinya saat itu yang harus berdiri di dalam bis yang bergerak kencang. Langsung gue tergerak untuk mempersilahkan beliau duduk di kursi gue yang dari tadi udah gue dudukin.

Rasa sedih dan haru berkecamuk di hati gue. Di satu sisi gue ngerasa iba dengan bocah manis itu dan bapak-bapak yang sudah terbilang kakek-kakek itu, namun terharu melihat mereka bisa survive sampe detik itu menjalani hidup. Mungkin mereka emang ada kekurangan dalam fisik mereka, tapi mereka tetep aja tuh menjalani hidup mereka masing-masing. Gue ngga tau, mereka seneng-seneng aja menjalani hidup atau gimana. Tapi yang gue liat, mereka menjalani hidup mereka pergi ke suatu tempat dengan menaiki bis ini untuk melakukan suatu hal. Mereka punya tujuan di tengah hari itu. Sang ibu dari bocah kecil itu memberikan tujuan ke anak kecil tersebut kemana mereka harus menjalani hidup hari itu. Mereka, punya tujuan hidup.

Oh ya, di bis itu gue juga melihat sesuatu stiker kuning yang biasanya berisi kata-kata yang jleb gitu kaaan. Nah, di stiker itu tertulis, "Senyum lebar rejeki lancar." Hihi :p


Tuesday, August 12, 2014

"Kangen Musiman"

Ihiy! Itu adalah judul terbaru lagu bikinan gue yang terinspirasi oleh pacarkuuu yang menyebalkan, si Kebo Buntel! Yeayyyyyy! :D Tapi, sebelum kita mengarah ke sana, gue pengen menunjukan sesuatu yang baru gue dapet kemaren setelah hunting di Mangga Dua. Here is it!

audio-technica AT9913iS
electret condenser microphone for smartphone

See? How cool it is! Yippy! I am really happy and excited! Akhirnya gue bisa beli mic juga untuk ngerekam segala macem suara gue, alhamdulillah, hihi :3 Gue ngga tau si ini bakal gimana kualitasnya. Gue tau ini mic juga baru kemaren saat gue hunting dan diceritain deh sama cicinya yang jualan. Tapi sepertinya bagus-bagus aja, gimana menurut kalian?

Ini mic mudah banget lho bisa lo pake dengan hape lo atau pun dengan notebook lo kalo notebook lo bisa masuk untuk mic juga. Yang gue baru tau sampe sekarang ya itu, praktis banget, ngga ribet. Setelah gue coba pun hasil suaranya juga lumayan. Ini nih hasil uji coba gue semalem dengan menyanyikan lagu bikinan gue sendiri yang baru gue bikin pada hari Minggu, 10 Agustus 2014 kemaren yang alhamdulillah jadinya cepet banget dan langsung ada iramanya yang tiba-tiba langsung terpikir sama gue:

*click this sentence above! ^^
Hihi jadi malu >.<
Tapi, gimana menurut kalian? Cowok gue malah bilangnya alay masa --" Dia juga bilang emang dari awal ngga suka sama suara gue, huhu syediih :'( Tapi dia juga bilang tetep nerima lagu gue kok walau menurut dia alay, apalagi lagunya emang buat dia dan terinspirasi dari dia, haha :p

Hope all of you guys enjoy it! :D

Monday, July 28, 2014

Happy Eid 1435 H!

Happy Idul Fitri, guys! Fröhliches Zuckerfest! Hurraaaa!!!
Please forgive me for all of my mistakes that I ever do to all of you, guys, purposefully or inadvertently. We are human and we've ever done many mistakes. Just say sorry and smile... Then we can get a serenity in our heart :)

 this link above will bring you to MY SoundCloud, a song for Idul Fitri >.<


Friday, July 25, 2014

Artikel Pertama Gue untuk Majalaaah Ketjeh! YIPPY!

Hihi, iyaap bener bangeet, gue pengen nge-posting artikel bikinan pertama kali gue niih untuk majalah Prodi Jerman. Sebenernya majalahnya belom lounching sii yang isinya ada artikel yang gue tulis, tapi gue udah kepengen banget nunjukin tulisan itu di blog gue, hahaha. Abis harusnya udah tahun lalu munculnya tuh majalah, tapi ngga muncul-muncul. Kayanya si kaga bakal muncul, hihi. Jadi isi artikelnya itu adalaaaah:

deutsche Tanzenverein (DTV)
DTV itu kita ngajarin yang ga bisa, yang ga bisa belajar.
Narasumber: Ratu Dety Aulia Malik (Prodi Jerman/2009)
Yup! Kalimat yang menjadi judul di atas adalah kalimat berbahasa Jerman yang artinya “Komunitas Tari Jerman”. Komunitas Tari Jerman, atau biasa disebut DTV ini merupakan komunitas tari yang dibentuk pada tahun 2012 lalu yang dilandasi oleh inisatif dari beberapa mahasiswa Prodi Jerman yang sangat suka menari dan ingin menampung kemampuan menari mereka dan mahasiswa Prodi Jerman UI lainnya dalam suatu komunitas tari. Para mahasiswa penggagas tersebut pun ngga hanya berasal dari satu angakatan aja lho. Di angakatan 2009 Prodi Jerman ada Ratu Dety Aulia Malik dan Ichu Puspita Kusuma. Namun sebenernya, penggerak yang membuat DTV ini menjadi sebuah komunitas tari yang bener-bener terealisasi ialah Isna Nirwana dari angkatan 2010 Prodi Jerman.
Awal dibentuknya DTV ini para penggagas melihat bahwa banyak banget anak-anak Prodi Jerman yang bisa nari, tapi ga memiliki tempat untuk menyalurkan bakatnya itu. Ada komunitas tari UI tingkat universitas, tapi tempat latihannya jauh banget. So, akhirnya  mereka memutuskan untuk membentuk DTV yang memfokuskan pelatihan tariannya pada tarian tradisional dan modern.
Anak-anak anggota DTV ini biasanya melatih kemampuan menarinya rutin setiap hari Rabu, setelah  semua anggotanya kelar kuliah. Walau pun mereka terbagi menjadi dua, bukan berarti mereka terpisah dan ga bisa saling nari tarian lainnya. Anak-anak yang biasa ikutan tarian tradisional bisa banget nyoba belajar tarian modern, begitu juga sebaliknya. “Yang penting kan kita mau belajar nari,” kata salah satu penggagas DTV, Ratu Dety Aulia Malik, yang akrab disapa Ai.
Dari hasil latihan mereka udah lumayan banyak pencapaian yang dikumpulin oleh komunitas tari ini, mulai dari ngisi acara tahunan Prodi Jerman “KulturFest”, acara Kompas Kampus “Greenovation UI”, dan banyak lainnya. Bahkan DTV juga pernah mengikuti lomba mewakili Prodi Jerman di “Olimbud Tari FIB UI 2013” dan meraih posisi kedua lho. Itu adalah pencapaian yang luar biasa dari DTV dengan dapat menumbangkan empat belas jurusan lainnya yang ada di FIB walau pun baru seumur jagung. Das ist sehr wunderbar!

“Maunya si mau ada misi budaya gitu, tapi belom diurusin,” ungkap Ai dengan penuh harap saat ia ditanya mengenai harapan ke depan DTV. Mudah-mudahan DTV bisa terus berkarya mewakili Prodi Jerman ya, guys, dan harapan-harapannya juga bisa tercapai. Amin. Toi toi!


Semoga bermanfaat, guys, infonya. Mudah-mudahan kalian juga jadi terpacu buat mewujudkan sesuatu yang ingin kalian capai yaa! :D


Ini quote bener-bener ngena banget, tapi kereenn!

Monday, July 21, 2014

SPRICH Magazin von ISJ, hurra!

Haha, padahal udah lama banget ini majalah keluar tanggal 27 April 2014 kemarin, tapi gue baru mau mengumbarkannya di blog gue sekarang, hihi. Maaf ya kawan. But, this time I will show you what SPRICH Magazin is. Let's check this out!


Jujur, bangga banget gue majalah ini bisa naik cetak dan hadir untuk kalian semua, yuhuuu! Gue bangga karena ini majalah adalah angkatan gue yang menjadi panitia utama pembuatan ini majalah dan alhamdulillah semua angkatan yang terlibat dalam pembuatan majalah ini bersungguh-sungguh ingin mewujudkan majalah ini tercipta. Ada gue juga lho dalam pembuatan majalah ini, sebagai reporter! Eaaa! Alhamdulillah kami bisa membuat majalah yang berisi pengetahuan berbobot mengenai Prodi Jerman UI dan juga mengenai negara Jerman itu sendiri.

Majalah ini merupakan majalah keluaran Podi Jerman FIB UI untuk tahun 2014 edisi pertama, yeah! Karena disesuaikan dengan tema acara jurusan mendatang, yaitu acara Kulturfest yang emang diadain setian tahun sama Prodi Jerman, maka majalah ini pun hasilnya jadi seperti ini. Majalah ini bertemakan Romantische Straße, yaitu sebuah jalur wisata dengan panjang 350 km yang melalui 27 kota dan desa-desa yang telah ada selama 2000 tahun lamanya dan daerah itu ada di Jerman. Nah, gue ngga bakal ngebocorin semuanya di sini karena pembahasan mengenai  Romantische Straße lebih lengkapnya dan hal unik lainnya bakal dibahas lebih lanjut deh tuh di majalah kita di sini :p

Sudah sudah kawan dibacanya? Gimana menurut kalian? Hihi, jadi malu >.< Boleh lho kalo mau kasih masukan dan komentar mengenai majalah kita karena kita mau nerbitin edisi keduanya juga untuk tahun ini.

Enjoy to read this cool magazine, guys
Nih, salah satu sahabat gue aja juga baca ini majalah kok, hihi :p



 

Wednesday, July 16, 2014

Rufencell


Hahaha, do you guys have done watching that video above? Do you know what the video it is? That is our video, Willy Mandagi, Shilmi Budiarti, Marina Indriani Lestari, Ribka Gloria, and myself. How do you think about our video?

That is a video for our germany language subject homework. We all made it and I think we did it good as biginners, hihi. And I'm very proud of myself that have edited this video. I edited it because I ever had edited a video than anyone else in my group. Although I only have one experience to edit a video, I have a passion and desire to make our video looks good. I understand the basic how to edit a video. So, I did it :)

I know, this video is very far from spectacular. But, I have tried my best for this video. Really. That's why I really proud of myself :D

So, what do you think of this video, guys? Enjoy >.<



P.S.: This is the link to my first video that I have edited --> Best Birthday Gift Ever
        Enjoy again, guys! ^.^

Saturday, July 12, 2014

Puisi Lama (Teman)

Heyho semuaaaa!!!!!
Haha, balik lagi nih gue. Kali ini dengan sebuah puisi lama yang gue bikin sekitar 9 tahun yang lalu. Waah, udah lama banget ya? Ga kerasa udah 9 tahun aja terlewati dalam hidup gue. Waktu itu sekitar gue SMP kelas 3. Yup! Lagi masa-masa ababil gitu dechh, wkwk. Yaah, gue mengakuilah kalau saat itu gue sedikit alay. Apa sekarang gue masih alay? Bhahaha. Tapiii, gue ga tau deh menurut kalian ini puisi bakal alay banget apa ngga. So, here is it!


Teman



Mereka yang selalu ada dalam hidupku
Mendorongku agar lebih semangat
Menghiburku di kala duka
Bersama melewati masa-masa ini

Bersamanya ku lewati hari
Dengan penuh warna-warni kehidupan
Duka lara yang kami rasakan bersama
Kami tempuh dengan gotong royong

Teman...
Merekalah yang membuat hari-hariku ramai
Tawa, canda, tangis, sesal
Merekalah yang turut menopang kita

Tanpa mereka hidup terasa hampa
Sunyi tanpa sinar cahaya
Sepi tanpa ada yang mengisi hidup
Waktu akan lambat berjalan

Dengan mereka semuanya kan lebih berwarna
Menjalani hidup dengan percaya diri
Dan penuh keceriaan
Dibanding sendiri tanpa tahu apa yang kita hadapi