Thursday, March 31, 2016

Your Dream Reflect What You'll Become

So, apa sebenernya mimpi lo?

Semua orang pasti memiliki mimpi dan impian dalam hidupnya. Entah pengen jadi orang sukses, punya bisnis yang omsetnya tinggi, atau sekedar mimpi sederhana ingin makan makanan enak. Tapi banyak dari orang-orang tersebut yang sebenernya tau gimana caranya untuk mewujudkan mimpi-mimpinya itu, namun terkendala oleh suatu hal. Nah.. hal-hal tersebut hampir sama persisnya dengan para pemuda pemimpi yang menjadi 10 grand finalis di acara Godrej Indonesia Loud semalam.

Mimpi para finalis semalam unik-unik dan beragam, tapi memiliki kendala keuangan untuk menggapai mimpi-mimpi mereka. Namun sebenernya yang mau gue omongin di sini adalah bukan kendala itu dan kendala-kendala lainnya untuk menggapai mimpi. Ternyata yang gue lihat banyak dari mereka yang masih belum terlalu jelas perencanaan mimpinya dan akan dibawa kemana setelah itu mimpinya. Gue juga masih seperti itu sih sebenernya dan menghadiri acara seperti semalem membuat gue berkaca lagi sebenernya udah sampe sejauh mana si gue meraih mimpi gue? Dan turut memotivasi gue lagi sih untuk nggak mau kalah dari mereka dengan mimpi yang gue punya dan sudah gue idamkan.

Jadi ternyata permasalahan mengenai mewujudkan mimpi tidak hanya ada kendala, namun juga harus ada sebelumnya konsep matang dari mimpi yang akan diwujudkan bila berkaca dari peristiwa pemilihan Godrej Indonesia Loud semalam.

Ini ada satu paragraf pemikiran gue mengenai acara semalam:

Sebuah mimpi bermula dari rasa kebutuhan dari diri masing-masing individu akan sesuatu. Namun mimpi hanya akan menjadi sekedar mimpi jika tidak digali lebih dalam mimpi tersebut dengan mencari tahu bagaimana cara mendapatkannya. Harus ada rincian yang sedetail mungkin langkah-langkah bagaimana untuk meraihnya. Kemudian, lakukan. Walau terhadang kendala, harus segera sigap untuk mengatasinya. Dan lebih baiknya lagi adalah, mimpimu adalah mimpi yang sudah dirimu rencanakan hingga tahun-tahun ke depan. Mimpi yang jauh dan berkesinambungan. Karena apa yang kamu impikan adalah hal yang akan menjadi dirimu.

Your dream reflect what you'll become...

Sunday, March 20, 2016

Yang Hidup Yang Berkarya

So last night, I discussed with my friend about student or the exact word that I mean is 'mahasiswa'. There are so many amazing motto about student in Indonesia.

"Students are agent of change.." or
"Students are the mover of revolution"
and so on..

But, suddenly I asked, why? Why there are students who do those? Why at that moment --when people are bearing that status-- is the right time to make changes?

I was thinking and then got the answers.

It is because that time is the turning point of people to be a mature man and the best time to act something different in their life. A student college usually is a young generation who still have energetic spirit to do something different and change something. And when you are a student, you're keep going to learn and are taught to think widely. But when you're not a student anymore, you are usually distract by many things, like job and your own family. You have much load to think about. So you're not really concern about what happen in the world or maybe your country.

But, my answers are completely wrong.

My friend just told me those motto are bullshit. "Changes is from anybody and whenever the time it is. Those motto is just some of memory of the students in 1998 and now people keep going to use those motto for political interests. Those just make the young generation enthusiastic, but when they grow old nothing left to do. Is it young, old, or kids, there are no reason to not make a movement."

I just realize how stupid I am not to think like that before. Before I asked him, I also was thinking about, 'how about the students of elementary school till high school?' But I just thought those moments are just for the prepare of their maturity. I forgot to think that anybody in any ages can make anything. How fool I am. But I am glad I am curious to want to know about it from another perspective --not only from my opinions-- so my thought can be wider and wider than before. Not in the same place again. Going up!

 So, points that I can get from my discussion with him are there are never any age ranges to stop you to learn, think, and act something meaningful. There is always chance to do best and give it to the people..

 And this is the last sentence from my friend:
"Yang hidup yang berkarya...."

Friday, March 11, 2016

I Wanna Tell You Many Things

There is so many thoughts that I really want to share with you.
My happiness, my sadness, my experiences, my opinion about something, and many more.
I miss you..
I don't know why I always wanted you to be my bowl that always I wanted to pour it with my stories.
But, not a bowl. That's not the right word.
Person, somebody.. I think that is the right words. Cause you're not a thing, but you're a person that will never gonna be bored of my new stories and want to collect them as much as you live.
Hopefully..
I have to fight for it!
 

Antara Rumah dan Kosan

Jadiiiiiiiiii....
Yak, hari libur kemarin niatnya gue ingin sekali mengunjungi salah satu tempat wisata yang ada di ujung jauuuh Jakarta (kalo dari rumah gue yang berada di pinggiran Jaksel, hihi). Tapi karena satu dan lain hal akhirnya batal... Huh!

Tapi hari libur gue kemarin tersebut nggak terbuang percuma sii. Gue mengisinya dengan mencuci baju, browsing mengenai lanjut kuliah S2 dan segala rentetan urusan yang terkait (kaya cari univ-nya, cari buku referensi IELTS yang bagus, dkk yang sangat sangaat sangaaat membutuhkan waktu untuk mencari dan mempelajarinya).

Dan sudah seminggu yang lalu gue baru aja sembuh dari sakit tipes gue. Tadinya mau survive aja gue di kosan, ternyata gue butuh seseorang yang ngerawat gue (dan makaci banget buat orang-orang yang udah merawat dan membantu gue selama gue sakit dan sebelum pulang ke rumah, mulai dari my special one dan temen-temennya, sampe temen-temen seperjuangan Kober gue, hihi). Akhirnya pulanglah gue ke rumah.

Setelah sembuh, gue malah ngerasa agak keenakan di rumah. Kenapa bisa begitu? Itu karena gue di rumah nggak ngerasa kesepian karena ada bokap dan nyokap gue (ada kakak pertama gue juga). Setelah sekian lama gue tinggal di kosan, akhirnya gue merasakan sisi enaknya tinggal dengan orang tua gue lagi. Ada yang bantuin bikin makanan, trus gue nggak perlu jajan di luar yang gue nggak tau kejelasan mengenai kebersihannya, gue akhirnya bisa masak lagi sesuka gue (di kosan nggak bisa masak karena dapurnya kurang... bersih.....), ada emak yang suka bikinin susu buat gue kalo pagi, ada koneksi internet tanpa batas kuotaaa. Ada yang perhatiin pokoknya deh dan gue nggak perlu keluarin banyak uang buat makan sehari-hari. Dan... nggak ngerasa kesepian :D

Gue jadi dilema apakah gue mesti balik lagi ke kosan atau tetep tinggal di rumah aja. Tapi ada beberapa pertimbangan kenapa gue mesti tinggal di kosan. Yang pertama adalah gue tidak terlalu membuang waktu di jalan hanya sekedar untuk menempuh tempat kerja gue kalo dari kosan. Ditambah akses menuju transpotasi umum (kaya kereta, ojek, angkot, dan bis) hanya tinggal jalan kaki sekitar 5-10 menit. Kalo di rumah gue, gue antara jalan kaki 15-18 menit ke depan komplek atau ngerepotin salah satu anggota keluarga gue untuk minta tolong anterin ke depan komplek. Daan.. kalo di kosan, apa pun yang mau gue lakuin jadi bisa lebih terfokus. Hal itu karena.. nggak ada emak yang tiba-tiba teriak, "Dee.. ini gimana ya?" atau "Deee.. tolong mama ini dong.." Sebenernya yaa.. kalian ngertilah mungkin ya ada saatnya di mana kita rada-rada 'rrrr' sama panggilan itu di tengah kita lagi serius-seriusnya melakukan sesuatu. Alasan lainnya adalah ada beberapa kebiasaan orang-orang yang ada di keluarga gue yang gue kurang srek (dan sering banget bisa menimbulkan selek) dan gue merasa udah cukup untuk merasakannya sampe gue udah umur segini tuanya :'(

Namun kayanya gue sudah bisa memutuskan dari poin-poin kelebihan dan kekurangan di atas. Mudah-mudahan keputusan gue ini bisa membawa gue menjadi Vesti yang lebih hebat lagi, amin :)

Monday, February 29, 2016

Nantikan

Hanya satu pesan saja, hatiku senang bukan main.
Hanya dia yang membuatku begitu bersemangat.. untuk sekarang.
Berharap seterusnya pun begitu.

Nantikan kembali diriku yang lebih baru!

Sunday, February 7, 2016

Perdebatan

Berteriak... namun tak terdengar
Haruskah saling menyakiti?

Monday, January 11, 2016

Sense of Belonging of Friends

Hey. I decided to write again tonight :)

Hari ini gue baru saja bercengkrama lagi dengan teman paling dekat dari masa kecil gue. Alhamdulillah hingga sekarang kita masih deket. Dia adalah orang yang suka sekali ngomong, apalagi perihal mengenai curhat tentang kehidupan percintaannya yang berliku, hihi. Dan gue menjadi pendengar setianya. Tapi kita nggak cuma ngobrolin percintaan kok. Kita juga ngobrolin mengenai percintaan yang tiba-tiba jadi nyangkut ngobrolin kakak-kakak kita masing-masing, terus emak kita, dan juga pengalaman kita lainnya. Jika ceritanya klik dan persis, rasanya muncul rasa kebersamaan dan juga dengan hal yang dinamakan 'sense of belonging.' Kalian juga pernah kan ngerasain itu dengan teman kalian? Ada rasa klik yang menyatukan dua orang yang berbeda menjadi satu ikatan pertemanan yang erat.

Itulah yang terjadi jika kita berusaha meluangkan waktu sebentar untuk teman-teman terkasih di tengah kesibukan kita yang semakin tua semakin sibuk sendiri dengan urusan masing-masing. Gue bersyukur, temen gue yang satu itu nggak pernah capek-capeknya untuk ngajakin gue ketemuan untuk sekedar ngobrol di rumahnya menceritakan banyak hal. Haha, memang rasanya gue sok sibuk banget si :p

At the end of my visit, when I'm gonna say good bye to go home, suddenly she said, "Eh peluk dulu dong!" Haha, that was sweet and is always sweet. I'm really happy and grateful for that...